A.Riwayat Clark L Hull
Leonard Clark Hull dilahirkan di Akron, New
York pada 24 Mei 1884. Ia dibesarkan di Michigan, dan mendiami satu
kelas selama bertahun-tahun. Hull mempunyai masalah kesehatan di mata.
Orang tuanya miskin, dan Hull pernah menderita polio. Pendidikan yang
ditempuhnya beberapa kali terputus karena sakit dan masalah keuangan.
Tetapi setelah lulus, dia memenuhi syarat sebagai guru dan menghabiskan
banyak waktunya untuk mengajar di sekolah negeri yang kecil di Sickle,
Michigan. Setelah memperoleh bachelor dan gelar master di Universitas
Michigan, ia beralih ke psikologi, dan menerima Ph.D. psikologi di tahun
1918 dari University of Wisconsin, dimana dia tinggal selama sepuluh
tahun sebagai instruktur. Penelitian doktornya pada "Aspek kuantitatif
dari Evolution of Concepts" telah diterbitkan dalam Psychological
Monographs. Selama waktu itu, Hull mempelajari efek dari merokok
tembakau pada kinerja, yang kemudian dibahasnya pada beberapa literatur
yang disertai dengan pengujian, selanjutnya mulai penelitian tentang
saran dan hipnose. Pada 1929, Clark Hull melanjutkan penelitiannya di
Yale University dan mulai serius terhadap perkembangan teori
perilakunya. Sampai akhir karirnya, Hull dan mahasiswa didominasi
behavioristik psikologi. Clark Hull meninggal pada 10 Mei 1952, di New
Haven, Connecticut.
Hull adalah seorang tokoh teori belajar
behavioristik. Hull tertarik dengan teori belajar yang membuat dia
menghasilkan beberapa buku yang berhubungan dengan teori belajar, antara
lain Mathematico_Deductive Theory of Role Learning yang ditulis
bersama-sama dengan Hovland, Perkins, dan Fitch. Hull juga menulis
Principles of Behavior dan Essentials of Behavior. Buku terakhir yang
ditulisnya adalah A Behavior System. Selain menulis buku Hull juga
menulis sejumlah artikel bagi majalah-majalah profesional.
B.Konsep dan Teori
Clark
L. Hull mendasarkan teori belajarnya pada tingkah laku yang diselidiki
dengan hubungan perkuatan S-R. Metode yang digunakan merupakan metode
matematika, deduktif, dan dapat dites atau diuji. Teori dari Hull
sebenarnya tidak jauh beda dengan teori belajar lainnya. Beberapa
persamaan teori belajar Hull dengan teori belajar sebelumnya adalah
sebagai berikut:
1.Berdasarkan asosiasi S-R
2.Berdasarkan cara melangsungkan hidup.
3.Berdasarkan kebutuhan biologis dan pemenuhannya.
4.Orientasinya kepada teori Pavlov.
Hull juga mengembangkan beberapa definisi, antara lain:
1.Kebutuhan (Need)
Kebutuhan
merupakan keadaan organisme yang menyimpang dari kondisi biologis
optimum pada umumnya yang digunakan untuk melangsungkan hidupnya. Jika
kebutuhan tersebut timbul maka organisme akan bertindak untuk memenuhi
kebutuhannya, hal tersebut dinamakan mereduksi kebutuhan dan teori
belajarnya disebut teori reduksi kebutuhan atau need reduction theory.
2.Dorongan (Drive)
Kondisi
kekosongan ganda organisme sehingga mendorong untuk melakukan sesuatu.
Istilah lain dari dorongan adalah motiv. Adakalanya seseorang merasa
ingin melakukan sesuatu namun orang tersebut tidak memiliki dorongan
untuk melakukannya.
3.Perkuatan (Reinforcement)
Sesuatu yang dapat
memperkuat hubungan S-R, dan respon terhadap stimulus tersebut dapat
mengurangi ketegangan kebutuhan. Perkuatan biasanya berupa hadiah.
Kebutuhan
yang timbul akan menyebabkan terbentuknya suatu perilaku yang akan
mereduksi kebutuhan secara berangsur-angsur yang dapat dipelajari
responnya. Stimulus yang dapat menimbulkan respon adalah stimulus yang
mengenai saraf sensoris atau reseptor kemudian menimbulkan impuls yang
masuk afferent, yaitu saraf gerak dan dapat mengaktifkan otot-otot
maskuler.
S dengan huruf besar merupakan stimulus dan obyeknya. S
dengan huruf kecil merupakan stimulus dalam organisme, stimulus yang
sudah berupa impuls. Impuls merupakan perangsang atau stimulus yang
sudah ada dan bekerja dalam saraf. Dalam teori kali ini yang akan kita
pakai s dengan huruf besar.
Hull membedakan tendensi untuk timbulnya R
dan r. R untuk respon yang nampak, faktual, dan r adalah predisposisi
respon yang masih dalam aktivitas saraf. r merupakan respon yang masih
ada didalam organisme, jadi tidak nampak, tapi mempengaruhi tingkah
laku. Hull mengganti S-R menjadi SHR, dimana H merupakan habit.
Hull
membedakan antara learning dengan performance. Tindakan dipengaruhi
oleh banyak hal, tetapi belajar hanya dipengaruhi oleh faktor jumlah
waktu, respon khusus terjadi karena kontinu dengan perkuatan. Menurut
Hull tingkah laku bersumber pada kebutuhan yang merupakan tuntutan
hidup.
C.Postulat yang Diajukan Oleh Hull
Hull mengajukan enam belas postulat dalam cakupan enam hal yakni sebagia berikut:
1.Tanda-tanda luar yang mendorong atau membimbing tingkah laku dan representasi neuralnya atau saraf.
Postulat 1: Impuls saraf afferent dan bekas lanjutannya.
Jika
suatu perangsang mengenai reseptor, maka timbullah impuls saraf
afferent dengan cepat mencapai puncak intensitasnya dan kemudian
berkurang secara berangsur-angsur. Sesaat saraf afferent berisi impuls
dan diteruskan kepada saraf sentral dala beberapa detik dan seterusnya
timbul respon. S-R diubah menjadi S-s-R atau S-s-r-R. Simbol s adalah
impuls atau stimulus trace dalam saraf sensoris, dan simbol r adalah
impuls respon yang masih dalam saraf fferent.
Postulat 2: Interaksi saraf afferent
Impuls
dalam suatu saraf afferent dapat diteruskan ke satu atau lebih saraf
afferent lainnya. R timbul tidak hanya karena satu stimulus, tetapi
lebih dari satu S yang lalu terjadi kombinasi berbagai stimulus.
Rumusnya akan berubah menjadi S-r-R.
2.Respon terhadap kebutuhan, hadiah dan kekuatan kebiasaan.
Postulat 3: Respon-respon bawaan terhadap kebutuhan (tingkah laku yang tidak dipelajari)
Sejak
lahir organisme mempunyai hierarki respon penentu kebutuhannya yang
timbul karena ada rangsangan-rangsangandan dorongan. Respon terhadap
kebutuhan tertentu bukan merupakan respon pilihan secara random, tetapi
respon yang memang ditentukan oleh kebutuhannya, misalnya mata kena debu
maka mata berkedip dan keluar air mata.
Postulat 4: Hadiah dan kekuatan kebiasaan; kontiguitas dan Reduksi Dorongan sebagai kondisi-kondisi untuk belajar.
Kekuatan
kebiasaan akan bertambah jika kegiatan-kegiatan reseptor dan efektor
terjadi dalam persamaan waktu yang menyebabkan hubungan kontiguitif
dengan hadiah pertama dan hadiah kedua. Simbol kekuatan kebiasaan adalah
sHs.
3.Stimulus pengganti (ekuaivalen)
Postulat 5: Generalisasi (penyamarataan)
Kekuatan
kebiasaan yang efektif timbul karena stimulus lain daripada stimulus
pertama yang menjadi persyaratan bergantung kepada penindakan stimulus
kedua dari yang pertama dalam kesatuan yang terus menerus dari ambang
perbedaan, dengan kata lain yang ingin dibentuk merupakan hasil
rata-rata persyaratan stimulus berikutnya.
4.Dorongan-dorongan sebagai akitivator respon.
Postulat 6: Stimulus dorongan
Hubungan dengan tiap-tiap dorongan adalah stimulus dorongan karakteristik yang intensitasnya meningkat dengan kekuatan dorongan.
Postulat 7: Potensi reaksi yang ditimbulkan oleh dorongan .
Kekuatan kebiasaan disintesiskan kedalam potensi reaksi dengan dorongan-dorongan primer yang timbul pada saat tertentu.
5.Faktor-faktor yang melawan respon-respon
Postulat 8: Pengekangan reaksi
Timbulnya
suatu reaksi menyebabkan pengekangan reaksi yang lain. Suatu kejemuan
untuk mengulangi respon. Pengekangan reaksi adalah penghamburan waktu
yang spontan.
Postulat 9: Pengekangan yang dikondisikan (diisyaratkan)
Stimuli yang dihubungkan dengan penghentian respon menjadi pengekangan yang dikondisikan.
Postulat 10: Osilasi pengekangan
Potensial pengekangan dihubungkan dengan potensial reaksi yang bergoyang terus menerus pada waktu itu.
6.Bangkitnya respon.
Postulat 11: Reaksi ambang perangsang
Potensi reaksi efektif yang momentum harus melampaui reaksi ambang perangsang sebelum stimulus membangkitkan reaksi.
Postulat 12: Kemungkinan reaksi diatas ambang perangsang.
Kemungkinan respon adalah fungsi normal dari potensi reaksi efektif melampaui reaksi ambang perangsang.
Postulat 13: Latensi (keadaan diam atau berhenti)
Makin potensi reaksi efektif melampaui reaksi ambang perangsang makin pendek latensi respon, artinya respon makin cepat timbul.
Postulat 14: Hambatan berhenti (ekstingsi)
Makin besar potensi reaksi efektif, makin besar respon yang timbul tanpa perkuatan, sebelum berhenti atau ekstingsi.
Postulat 15: Amplitudo respon (besarnya respon)
Besarnya dorongan dilantari atau disebabkan oleh peningkatan kekuatan potensi efektif reaksi dalam sistem saraf otonom.
Postulat 16: Respon-respon yang bertentangan
Jika
potensi-potensi reaksi kepada dua atau lebih respon-respon yang
bertentangan terjadi dalam organisme pada waktu yang sama, maka hanya
reaksi yang mempunyai potensi reaksi yang lebih besar akan terjadi
responnya.
Hull mengajukan postulat-postulat tersebut dengan maksud
ingin mempelajari terbentuknya tingkah laku secara sistematis dan
matematis. Dari enam belas postulat yang menjadi inti adalah postulat
nomor empat, yakni mengenai hadiah dan kekuatan kebiasaan. Jika suatu
kegiatan efektor (r - R) dan kegiatan reseptor (S-s) terjadi secara
kontigu waktu dan hal ini secara tepat berhubungan dengan pengurangan
kebutuhan (G) atau dengan suatu stimulus yang telah secara tetap
berhubungan dengan kebutuhan, hasilnya akan tetap meningkatkan kepada
suatu kecenderungan bagi impuls afferent untuk menimbulkan reaksi.
Peningkatan
dari hadiah yang berturut-turut memuncak terbentuknya kombinasi
kekuatan kebiasaan yang bergantung kepada peningkatan hadiah. Jika
ditarik esensi teori belajar pada analisis Hull adalah operasi dasar
hadiah, pengaruh ulangan, dan gradiasi hadiah. Untuk merumuskan kembali
apa yang dimaksud di atas adalah sebagai berikut:
·Bahwa belajar
bergantung kepada kontiguitas S dan R yang berhubungan dengan hadiah
dalam arti pereduksi kebutuhan. Hal ini mirip dengan hukum efek dari
Thorndike.
·Bahwa belajar digambarkan sebagai pertumbuhan fungsi
sederhana, adalah berdasarkan asumsi bahwa peningkatan kekuatan
kebiasaan dengan setiap hadiah adalah bagian tetap dari peningkatan sisa
yang dipelajari. Sebab makin kecil yang harus dikuasai pada awal
belajar dan makin kecil pada akhir belajar.
·Bahwa batas atas M asosiasi antara S dan R bergantung kepada besarnya hadiah dan hadiah yang tertunda.
Hull mengemukakan ada tiga fungsi yang berbeda mengenai dorongan:
·Tanpa
adanya suatu dorongan tidak akan ada perkuatan primer, sebab perkuatan
primer akan menyebabkan penurunan cepat dari dorongan.
·Tanpa adanya
dorongan tidak akan timbul respon, sebab dorongan akan mengaktivir
kebiasaan dalam potensi reaksi. Hull berasumsi bahwa dorongan akan
melipatgandakan kekuatan kebiasaan.
·Tanpa stimulus dorongan yang
jelas, tidak akan terjadi regulasi kebiasaan dari kebutuhan pada
organisme, maka tidak ada cara untuk mempelajari.
D.Beberapa Hal Mengenai Teori Belajar Hull.
Dasar
dari teori belajar Hull adalah teori belajar behavioristik. Sebelum
kita memahami lebih jauh mengenai teori belajar Hull ada baiknya kita
juga mengetahui sedikit penjelasan mengenai teori belajar behavioristik.
Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman (Gage, Berliner, 1984: 252). Belajar
merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin,
2000:143). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat
menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang
penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah
faktor penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive
reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon
dikurangi atau dihilangkan (negative reinforcement) maka respon juga
semakin kuat.
Clark Hull menggunakan variabel hubungan antara
stimulus dan respon untuk menjelaskan pengertian belajar. Namun Hull
juga terpengaruh oleh teori evolusi Charles Darwin. Bagi Hull semua
fungsi tingkah laku bermanfaat, terutama untuk menjaga agar organisme
tetap bertahan hidup. Oleh sebab itu Hull mengatakan kebutuhan biologis
(drive) dan pemuasan kebutuhan biologis (drive reduction) adalah penting
dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga
stimulus (stimulus dorongan) dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan
dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin
dapat berwujud macam-macam. Penguatan tingkah laku juga masuk dalam
teori ini, tetapi juga dikaitkan dengan kondisi biologis (Bell, Gredler,
1991). Prinsip-prinsip utama teori dari Hull sendiri adalah :
1.Reinforcement
adalah faktor penting dalam belajar yang harus ada. Namun fungsi
reinforcement bagi Hull lebih sebagai drive reduction daripada satisfied
factor.
2.Dalam mempelajari hubungan S-R yang diperlu dikaji adalah
peranan dari intervening variable atau yang juga dikenal sebagai unsure
O (organisme). Faktor O adalah kondisi internal dan sesuatu yang
disimpulkan (inferred), efeknya dapat dilihat pada faktor R yang berupa
output. Karena pandangan ini Hull dikritik karena bukan behaviorisme
sejati.
3.Proses belajar baru terjadi setelah keseimbangan biologis
terjadi. Di sini tampak pengaruh teori Darwin yang mementingkan adaptasi
biologis organisme.
C.Hypothetico-deductive theory
Teori
belajar ini dikembangkan Hull dengan menggunakan metode deduktif. Hull
percaya bahwa pengembangan ilmu psikologi harus didasarkan pada teori
dan tidak semata-mata berdasarkan fenomena individual atau secara
induktif. Teori ini terdiri dari beberapa postulat yang menjelaskan
pemikirannya tentang aktivitas otak, reinforcement, habit, reaksi
potensial, dan lain sebagainya (Lundin, 1991, pp.193-195).
Sumbangan
utama Hull adalah pada ketajaman teorinya yang detil, ditunjang dengan
hasil-hasil eksperimen yang cermat dan ekstensif. Akibatnya ide Hull
banyak dirujuk oleh para ahli behavioristik lainnya dan dikembangkan.
Namun walaupun demikian Hull juga mendapatkan banyak kritikan yang
diberikan padanya, diantaranya sebagai berikut:
1.Teorinya dianggap
terlalu kompleks dan sulit dimengerti. Dalam setiap penelitiannya Hull
selalu mengembangkan sistem yang rumit dan sangat bergantung kepada
matematika elaborasi.
2.Idenya tentang proses internal dianggap abstrak dan sulit dibuktikan melalui eksperimen empiris
3.Partikularistic, usaha untuk menggeneralisasi hasil eksperimen secara berlebihan.
Pada
dasarnya, teori belajar Hull berpusat pada perlunya memperkuat suatu
pengetahuan yang sudah ada. Perilaku individu yang dilihat dalam konteks
homeostatic model selalu mencari keseimbangan dari "drive memaksa."
Inti tingkat analisis psikologis adalah gagasan mengenai "variabel
intervensi," yang dijelaskan sebagai "unobservable perilaku." Dengan
demikian, dari perspektif yang murni perilaku Clark Hull dikembangkan
John B. Watson 's yaitu rangsangan-respon (S-R) ke
stimulus-organisme-respons (S-O -R), atau variabel campuran. Dari teori
Clark Hull yang sistematis, dihasilkan banyak sekali penelitian.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusthank you.these is helped me :)
BalasHapus